Kepribadian manusia memiliki beberapa dinamika, yaitu sebagai berikut:
1. Kepribadian Amarah (Nafs al-amarah)
yaitu kepribadian yang cenderung pada tabiat jasad dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan. Sesuai dengan firman Allah SWT. :
(Q.S. [12] Yūsuf : 53)
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيم
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang"
2. Kepribadian Lawwamah (Nafs al-lawwamah)
yaitu kepribadian yang telah memperoleh cahaya qalbu, lalu bangkit untuk memperbaiki kebimbangan antara dua hal. Kepribadian Lawwamah adalah kepribadian yang didominasi oleh akal.
(Q.S. [75] Al-Qiyāmah : 2)
وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)"
Maksudnya apabila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal mengapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
3. Kepribadian Muthmainah
yaitu kepribadin yang telah diberi kesempurnaan cahaya qalbu sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat yang tercela.
(Q.S. [89] Al-Fajr : 27-28)
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
"Wahai jiwa yang tenang!"
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya"