CUCIAN TETANGGA
Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah
di sebuah komplek perumahan.
Suatu pagi, sewaktu sarapan,
si istri melalui jendela kaca.
Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.
"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya",
kata sang istri.
"Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh,
tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian,
selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu,
sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya
terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya:
"Lihat,
sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar.
Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? "
Sang suami berkata,
"Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan
MEMBERSIHKAN JENDELA KACA KITA."
Dan begitulah kehidupan.
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada KEJERNIHAN PIKIRAN (jendela) lewat mana kita MEMANDANGNYA..
Jika HATI kita bersih,
maka bersih pula PIKIRAN kita.
Jika PIKIRAN kita bersih,
maka bersih pula PERKATAAN kita.
Jika PERKATAAN kita bersih (baik),
maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita.
HATI, PIKIRAN, PERKATAAN dan PERBUATAN kita
mencerminkan hidup kita.
Jika ingin hidup kita berkembang, maju, dan sukses (bersih/baik)
Maka kita harus menjaga hati, pkiran, perkataan
dan Perbuatan kita tetap baik.
Karena itulah segalanya...
HATI, adalah segumpal daging yang diciptakan Allah Ta'ala yang mengatur amal perbuatan manusia.
Apabila HATI seorang manusia itu BAIK,
maka BAIK-lah seluruh amalnya, demikian pula sebaiknya,
Sabda Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam ...
“….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging,
apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya,
dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya.
Gumpalan daging itu adalah hati.”
(HR Imam Al-Bukhari)
Barakallahu fikum..